2 Kembang Deso Wijoyo Kusumo

Aroma Bau tanah yang begitu khas menguap di antara celah-celah batu yang tertata rapi membentuk sebuah jalan di sepanjang pintu masuk Desa Joyo Kapiworo,kilatan cahaya dari setiap tetes embun pada daun-daun itu menambah suasana semakin syahdu,pohon-pohon nan rindang  dan rimbun menambah lengkap rasa kerinduan yang amat dalam terpancar pada raut wajah Pria Paru baya terhadap setiap sudut desa terlebih terhadap"Roekmini kecil"..

Ketika gemerincing suara lonceng dari sepatu kereta kuda Ndoro Kusumo melintas nyaring. .

Terdengar dari kejauhan terlihat sosok Gadis kecil yang berubah menjadi wanita muda yang sangat cantik menyambut kedatangan Sang Romo(sebutan lain dari bapak) dengan begitu semangat dan mata berkaca-kaca..

"Romooo... Romoooo...."

Teriak Roekmini tak sabar,

"Manis dia terlihat manis, persis sama seperti setelah 7tahun berlalu ketika aku meninggalkannya untuk memutuskan pergi ke pulau seberang, bukan begitu, gito??"Kusumo tersenyum bahagia sembari menepuk punggung seorang kusir yang sudah mengabdikan hidup 20tahun lamanya sudah seperti saudara sendiri.

"Injih, lereess Ndoro.Roekmini meniko igngkang dipun ageng lan ayu sakniki",

(Iya, itu benar Ndoro.Roekmini yang terlihat sekarang sudah bertambah dewasa dan cantik".

Sambil tersenyum keduanya mencoba mengingat kembali masa di mana Roekmini kecil pada saat itu, banyak waktu yang terlewatkan begitu saja oleh Ndoro Kusumo,sekarang ia pun kembali untuk menebus rasa bersalah itu dengan seluruh waktu yang tersisa..

Angannya dalam hati..

***** ***** ***** ***** ***** ***** *****

              Temaramnya rembulan,harum semerbaknya Bunga Sedap Malam yang mekar terbawa angin,sayup-sayup alunan tembang jawa yang terdengar dari sosok wanita di Pendopo malam itu begitu merdu dan sendu.. seakan bentangan langit pun ikut terhanyut dan larut dalam heningnya sebuah pelataran Pendopo di atas Bukit tersebut.

"Roekmini",Terdengar suara dari arah timur pendopo mengagetkan lantunan lenggam jawa yang di bawakan oleh Gadis berparas cantik itu,

"injihh, romo.. "Roekmini segera menghentikan kidungnya dan bergegas menghampiri  Sang Romo(Bapak).

"hmm.. Kemarilah nduk.Apakah Romo baru saja mengagetkanmu??"Sapanya  lembut  sembari mengelus rambut putrinya yang terurai panjang,

Roekmini hanya menggeleng.

"Romo, ingin menyampaikan sesuatu kepadamu cah ayu. Romo ingin di usia Romo yang tidak lagi muda ini, ada Pendamping yang kelak akan menggantikan Romo untuk menyayangi serta melindungimu.Kamu mengerti kan maksut Romo cah ayu??"

            Sesaat keduanya saling terdiam.. hanya anggukan Roekmini saja sebagai jawaban dari pertanyaan sekaligus keinginan Sang Ndoro tersebut,terlihat Roekmini hanya diam terus berjalan meninggalkan Pendopo tanpa sepatah kata pun.

                    ***                           ***

              Kicauan burung Madu Sriganti bersautan seakan menyatu bersamaan dengan ramainya warga desa yang sedang berkumpul di halaman depan Pendopo atas Bukit milik Ndoro Kusumo,kabar itu  begitu cepat terdengar sehingga semuanya saling membicarakan Pengumuman yang terpampang jelas pada Papan Bambu bertuliskan mencari jodoh untuk Putri Semata Wayangnya Roekmini bagi Pemuda siapa saja yang sanggup memenuhi  1 Persyaratan dari Ndoro Kusumo sendiri.

                "Walahh..dalah Ndoro Kusumo mau nyarik mantu toh.. Psst..psstt..pssstt.. Bakal e bubrah(kacau) tenan iki Deso awak dewe..ppsstt..pssttt..pssttt??"Celetuk beberapa Ibu-ibu warga desa heboh ketika lewat mendengar kabar tersebut.

                 Pasalnya dulu ketika Si Roekmini lahir, seorang Spiritual menggambarkan Ramalan Nasib buruk akan menimpa Seluruh Desa jika Roekmini menikah.

                Tapi,kegundahan warga Desa bertolak belakang dengan Para Pemuda dari desa ke desa lainnya saat mendengar kabar tersebut, mereka acuh dengan ramalan yang ada dan malah saling  berbondong-bondong mengantri untuk mendaftarkan diri menjadi calon peserta mantu Ndoro Kusumo dan beranggapan justru ingin menikahi Sang Bunga Desa yang sangat cantik tak peduli dengan kabar yang ada.

                ***                           ***

               Pun para orangtua mereka juga pasti melarang walau hanya sebatas mendekati rumah Roekmini, tapi tentunya itu semua tidak menghalangi niat mereka untuk ikut berkumpul di Pendopo Ndoro tengah hari itu secara sembunyi-sembunyi.

"Sugeng Enjang(Selamat Pagi) semua,kalian apakah siap dan sanggup untuk memenuhi syarat dari saya, yang akan masing-masing kalian hadapi???"

Serentak mereka semua pun menjawab"Siiapppp, Ndoro Kusumo".

            Senyum tajam dari sudut bibir Ndoro Kusumo pun tidak akan di duga para pemuda ini sebelumnya dengan apa yang akan mereka hadapi...

"Urip ora Urip.. Mati ora Mati"

Naliko isun wes janji, rekoso ati yo tepati!!

"Hidup tidak Hidup.. Mati tidak Mati"

Sebab apabila kamu sudah berjanji,Peganglah itu dan tepati!!"

~RMoneyca

avataravatar
Next chapter