1 BIRAHI MALAM KAMIS

"Mass, Mas Darso.. Masss.. Sampean(kamu) di mana mass??Masssssssssssss..... "

         Hening, sama sekali tidak ada yang mendengarkan Teriakan dan Jeritan ku Malam itu.

Setelah Si antek Binatang Soeroso menyetubuhiku dengan paksa di Hutan Berawa, jauh dari tempat aku di culik oleh Kawanan Setan-setan berwujud Manusia.

          Pedih.. Pedih rasanya bagian kemaluanku seperti ada yang mengganjal  dan pilu rasanya ketika aku berusaha bangkit mencoba berjalan meski tertatih-tatih..

           Sudah satu atau beberapa jam kuhabiskan menuruni Hutan Berawa  yang terjal dan banyak di tumbuhi tanaman-tanaman berduri,lintah yang beberapa kali menempel di kaki serta saat tubuhku menggigil di terpah oleh dinginnya malam yang tak kunjung padang,keputus-asaanku mulai merambah tapi ku coba terus berjalan tak tahu kearah mana,mengantarkanku kepada hal-hal di luar nalar.

Sesekali ku menoleh ke Belakang, ku rasakan seperti ada  yang mengikutiku, tapi setelah ku menengok ke arah belakang, yang ada hanya pohon-pohon besar yang membayang seperti sesosok Hitam Besar yang terus mengawasi ku dalam kerumunan gelap.

             Kumencoba menopang tubuhku yang sudah lemah ini, dengan cara memegang akar-akar pohon beringin yang usianya sudah ratusan tahun melebihi usiaku tengah hidup menjuntai sampai ke bawah  membentuk tirai-tirai akar kokoh..

Entah karena aku sudah sangat haus bahkan sampai ludahku pun ikut mengering di tenggorokan atau aku di ujung kematian.. Bola mataku tak karuan berputar membentuk kunang-kunang..

        Sampai pada akhirnya.. aku  sontak tersadar akan suara"Ringkikan Kuda" itu lagi..

"Apakah ini cuma mimpi???"

         Bayangan Bentuk seperti kuda atau sapi.. Tidak begitu jelas di pelupuk mata meski aku berulang kali mengedipkannya. Kabur mataku sangat kabur waktu itu,

 

          Bayangan Obor Api yang bergerak-gerak di tambah banyaknya suara yang simpang siur tak begitu jelas terdengar hanya dengungan di telingaku , menghampiriku semakin dekat dan lebih dekat...

           Akar pohon yang awalnya ku genggam pun semakin melemah hampir terlepas.. Ku tak lagi bisa menopang tubuhku..

Brruuukkgg...sampailah tubuhku mendarat di Tanah Basah berlumutt..

                  ****                       ****     

  

         "Bangun.. Bangun.. Bangun.. Roemiii"

"Maafkan aku roem, aku tidak bisa melindungimu sebagai Garwomu(Suamimu)"....

Akhirnya aku terbangun dari Mimpi Burukku setelah seperti aku tidak ingin hidup kembali jika itu Nyata..

"Kenapa Mas Darso? Ada apa? Pasti sampean(kamu) bermimpi buruk lagi yaa??"di Peluknya Tubuhku dengan Lengannya yang kekar dan besar serta badannya yang begitu hangat melingkari Pinggangku, di ciuminya leher serta rambutku yang terurai panjang dari belakang,seperti bayi yang begitu sangat manja..

" Iya.. dia adalah Mas Darso Suamiku.."

            Yang telah mempersuntingku satu bulan yang lalu, dari sekian banyak Pria dari beberapa Desa yang berniat untuk melamar menjadi suamiku, Akhirnya jatuhlah  tambatan hatiku pada sosok Mas Darso yang begitu sabar dan sangat menyayangiku. Terlebih ia adalah Menantu satu-satunya kesayangan Romo sekarang, gumamku dalam benak.

           "Beberapa hari ini mas tidak bisa tidur nyenyak?? Cobalah minum ramuan jamu yang ku buat sendiri khusus untuk kamu mas.." Ku sodorkannya Secangkir Jamu yang kubuatkan sesaat setelah mas darso masih tertidur lelap, sambil mendengarkan dia berkeluh kesah tentang mimpi yang sama dalam beberapa minggu berturut-turut persis setelah kemarin kami bersenggama sebagai layaknya Pasangan Suami & Istri pada umumnya.

            " Terima kasih Roemi Istriku sing Ayu (yang Cantik). Mas hanya khawatir dengan mimpi yang terus datang di malam setelah kita....."

"Sssstttt..  sudah mas, itu cuma mimpi, hanya bunga tidur yang tidak perlu kembali di ingat ketika kita sudah terbangun."

Ku letakkan jari telunjuk ku pada bibir Mas Darso yang basah setelah meneguk Jamu Ramuanku,dan mulai ku jilat bibirnya dan terus perlahan mengarah ke telinganya..

             Ku bisikkan beberapa kalimat agar ia tidak terlalu mencemaskan mimpi yang kerap mengganggunya belakangan.

"Set.. Setelah ini.. Ssshh.. Mas mau berangkat ke  pendopo Roemi.. Jangan sayang, jangann.. Sshh..Mas sudah di tunggu Romo.. Ssshh"

Aku hanya melihatnya sebentar, menonton ekspresi raut wajahnya yang mulai panas dan memerah.

Ketika ia tak mampu lagi berbicara, ku cepat-cepat meraba dan merogohkan tanganku dibawah selimut yang masih menutupi bagian bawah tubuh Mas Darso.. Lebat dan mulai ada yang bergerak mengencang ke atas..

            "Hmmmm.. Gustii baunya Khas sekali.. Sama seperti ketika Mas Darso memuaskan ku kemarin malam".. Segera ku masukkan kepalaku kedalam selimut dan meraba-raba ke bagian paha dan terus ke pangkalnya,serta kujilat dengan lembut mulai dari pusarnya yang di tumbuhi rambut tipis dan teruss kebawah yang mulai melebat, Ada sesuatu yang sangat-sangat keras berotot menyentuh  ujung hidungku.." senyumku tergelitik, melihat Pusaka Mas Darso yang begitu Besar dan mekar tegak mendongak ke atas"

             " Mmmhhpp..mmmphf "

terus ku lumat pusaka mas Darso dalam dan lebih dalam lagi sampai pangkal mulutku.. Ku ulang  terus seperti  itu sembari sesekali memutar dan melumat buah zakar yang bergerak di dalam mulutku, sampai pada akhirnya,tangan kiri Mas Darso menekan dan sedikit menjambak rambut ku lebih ke dalam..dan ke dalam lagii....

" Teruss sayang.. Teruskan.. Sampean emut lebih cepat sayang.. Lebih dalem lagii.. Iyaa sayang.. Begituu.. Mmphh..ssshh",aku yang sudah tidak sanggup lagi merasakan Nikmat begitu hebat ketika Jari tangan Mas Darso masuk ke dalam jarik yang ku kenakan dan lidahnya yang teruss bergerak memutar sepanjang klitorisku.. Menggerakkam jari-jarinya lebih kedalam menyentuh bagian rahim ku, sampai cairan hangat yang mulai keluar terus di hisap oleh mas darso dengan cepat.....seketika bersamaan cairan kental dari ujung "pusaka" mas darso muncrat membasahi hampir seluruh dari wajahku hingga ku lumat dan ku hisap memenuhi rongga mulutku sampai benar-benar tajin tersebut habis ku lumat dan terus bergantian hingga kami...

Aaaaahhhhhhhhh.... Ahh.. Ahhh...mass...

            Duh, Gustii, enakk massss....

*** Pagi Mendung Kami Yang Nikmat***

avataravatar
Next chapter