9 NIRMALA DIJEBAK

Bab 9

Lea dengan langkahnya yang gemulai seperti dibuat-buat berjalan bak putri Indonesia yang berdiri di atas panggung berlenggak lenggok seirama.

Membawa beberapa lembar kertas putih yang penuh dengan ketikan tinta hitam.

Berdiri tegap dihadapan guru meletakkan tugas yang dia kerjakan.

Lalu Berbalik kembali lagi ke kursinya. Sampai di deretan kursi depan. Dia mendengar kasak kusuk obrolan tentang dirinya.

"Apa benar dia bisa mengerjakan semua itu? Itu sulit banget loh. Gak mungkin dia mampu!" Suara seorang temannya terdengar ditelinga Lea.

Seketika Lea menjatuhkan telapak tangannya dibangku Renata dengan keras.

Brakk!!!

Seluruh murid kelas diam seketika, melihat Lea dengan beraninya memukul meja pada saat jam pelajaran. Apalagi disana ada Bu Marisa.

"Ada apa Lea?" Tanya Bu Marisa terkejut karena kelakuan Lea yang sering membuat kerusuhan di kelas.

Kalau bukan anak Sony, pengusaha yang banyak memberikan bantuan di sekolahan tempat dia mengajar dia pasti sudah dikeluarkan dari sekolahan. Para dewan guru rasanya lepas tangan dengan murid baru itu. Biang pembuat kekacauan. Lain dari Nirmala.

"Ini Bu, Renata dia meragukan kerja keras saya!" Bela Lea pada dirinya sendiri. Semua murid disanapun tidak percaya pada perempuan genit itu. Bagaimana tidak genit setiap pria yang terlihat tampan digodanya.

"Sudah sudah jangan diributkan, ibu guru akan memeriksanya segera," kata Bu Marisa kembali ke meja guru

Dia melihat hasil pekerjaan Lea. Menurutnya ini sangat memuaskan jarang ada kesalahan disana.

"Bagus, sangat bagus pekerjaanmu Lea!" Puji Bu Marisa dengan manggut-manggut.

Dia melihat beberapa hasil murid-murid dibawah lembaran milik Lea.

"Sambil kalian kerjakan soal-soal halaman 37 ya!" Perintah Bu Marisa.

Saat Samapi dia melihat tugas yang dikumpulkan Nirmala. Berapa terkejutnya dia karena satupun tidak ada yang benar

Bu Marisa tidak percaya dengan semua ini. Seorang Nirmala mengerjakan tugas akhir secara asal-asalan begitu.

Bu Marisa memanggil Nirmala untuk maju kedepan. Dan disuruh menjelaskan semua yang dia kerjakan itu

"Nirmala, tolong kamu jelaskan. Kenapa tugas besar ini kamu kerjain seperti ini! Kalau kamu tidak bisa tolong tanya pada siapapun yang bisa. Jangan membuat pernyataan sendiri gini dong. Ibu kecewa denganmu Nirmala!" Jelas Ibu Marisa melemparkan kertas-kertas yang diberi klip itu kearah Nirmala.

"Maksud ibu Marisa kesalahan yang mana?" Tanya Nirmala bingung.

Segera Nirmala melihat hasil yang dia buat semalam suntuk, dia tinggal menyalin lagi dari flash dish yang sudah ia simpan. Dan membenarkan kata-kata yang salah.

Saat lembar pertama dibuka, dia melihat ini bukan hasilnya. Dia ingat betul yang dia kerjakan

"Ini punya siapa Bu Marisa?" Tanya Nirmala dengan tatapan takut.

"Punya kamu lah. Lihat bagian atas tertulis nama Nirmala!" Bu Marisa berdecak kesal sambil mengoreksi yang lain.

"Tapi memang benar Bu Marisa ini bukan pekerjaan milik saya," Nirmala bersikeras menyangkalnya.

"Sudah cukup Nirmala! Ibu guru tidak mau mendengarkan alasan kamu lagi. Ibu sudah memberikan tambahan waktu sampai sekarang. Nilai ini ibu anggap kosong," jawab Bu Marissa

"Beri kesempatan saya Bu Marisa untuk membuat lagi yang baru, beri saya kesempatan," Nirmala meminta kelonggaran waktu tapi Bu Marisa tetap bersih kukuh.

"Tidak ada kelonggaran waktu. Tugas ini sudah ibu anggap selesai!" Lagi kata Bu Marisa.

Nirmala kembali ketempat duduknya dengan perasaan sedih. Setengah tahun ini rasanya tidak ada yang beres tentang semua tugas-tugas disekolahnnya.

Apa dia bisa lulus dengan nilai yang jeblok gini. Nirmala sudah mengira ini pasti ulah Lea. Dia yang telah menukar tugasnya.

Pulang sekolah rasanya lunglai, dia tidak bersemangat lagi. Kalau seperti ini caranya dia akan gagal masuk kampus favorit dikotanya

Lea berjalan mengiringi Nirmala dari belakang

"Siang Nirmala, gimana kabarmu sekarang. Hahaha, aku suka melihat kamu menderita, aku suka melihatmu sengsara."

Lea berjalan cepat untuk sampai dimobil jemputan keluarga Sony.

Dia masuk terlebih dulu kedalam mobil, suasana hatinya hari ini benar-benar gembira.

Lain dari Nirmala yang masih berjalan pelan menuju mobil. Dengan wajah muramnya.

Sebuah motor pria yang gagah berhenti disampingnya. Langkahnya terhenti dan melihat seseorang disampingnya.

Steve, dengan tubuh tegapnya dia terlihat sangar. Dia murid tampan Incaran siswi sekolah terkenal itu. Pernah ikut coverboy menjadi top cover majalah kampus. Tapi tidak satupun siswi sana yang bisa membuatnya luluh.

Dia dikenal sebagai cowok yang dingin, tidak suka berkumpul- kumpul dengan urusan yang tidak jelas, disekolah itu dia menaruh hati dengan Nirmala. Hanya Nirmala yang cuek dengannya.

Beberapa bulan lamanya dia hanya memperhatikan Nirmala dari kejauhan. Dan baru-baru ini dia berani menyapanya.

Dari dalam mobil Lea mengerutkan kening, menjatuhkan sudut bibirnya, dengan wajah merah padam memperhatikan Nirmala berbicara dengan Steve

"Kurang ajar anak itu. Apa hebatnya sih si Nirmala? Kenapa Steve mau menyapanya? Apa jangan-jangan dia menyukai Nirmala?" Gerutu Lea ketus

"Nirmala, mau aku anter pulang?" Sapa Steve tiba-tiba. Dengan menambahi senyum manis dilesung pipinya. Dia terlihat lebih tampan dari biasanya.

"Tidak terima kasih. Supir sudah menungguku," jawab Nirmala dengan menunjuk ke arah mobil yang letaknya tidak jauh darinya.

Steve melihatnya, benar sebuah mobil dengan pintu terbuka menunggu Nirmala masuk.

Lea turun dan meneriakinya. Untuk segera masuk mobil Nirmala mengangguk.

"Maaf ya Steve aku duluan," Ucap Nirmala meninggalkan Steve yang masih memperhatikan gerak kakinya menuju mobil. Hingga mobil itu tidak terlihat lagi dari pandangannya.

"Aku akan meluluhkan hatinya,aku suka gadis itu.?," Gumam Steve dalam hati

Sampai suatu ketika, Lea berada di diskotik. Dan dia berencana akan membuat reputasi Nirmala yang baik akan tercoreng seketika

"Hallo Nirmala," Sapa Lea pada ponselnya yang sudah terhubung dengan nomer Nirmala.

"Hallo Lea," jawab Nirmala diseberang telephone

"Nirmala, tolongin aku!" Ucap Nirmala. Saat itu Nirmala panik. Apa yang terjadi pada adik tirinya itu. Meski sifatnya yang menyebalkan dia juga masih memiliki kepedulian.

"Kamu kenapa Lea?" Tanya Nirmala pada kecemasannya.

"Aku ada di King Club Nirmala, ada yang akan menodai ku. Tolong aku Nirmala. Aku dijebak," Kata Lea lalu menutup telephonenya seketika.

Nirmala penuh ketakutan saat itu. Apa dia harus memberitahu papa Sony.

"Tidak, nanti Papa dan Mama akan memarahinya habis-habisan. Bisa dia anak perempuan masuk ke tempat seperti itu!" Gumanya Sendiri.

Secepatnya dia bersiap mendatangi King Club.

Dengan menggunakan taxi, dia sampai di depan Tempat malam King Club. Banyak pria berdasi keluar masuk dari tempat itu.

Bergandengan dengan perempuan berbaju sexi dengan membawa bau menyengat hidung.

Nirmala menutup hidungnya, dan masuk kedalam tempat terlarang untuk ya itu.

"Bagaimana aku masuk kedalam tempat ini?" Nirmala masih memikirkan caranya.

Tapi jika dia berfikir itu terlalu lama nasib buruk akan menimpa adiknya itu.

Dia masuk saja tanpa memperdulikan dirinya sendiri. Dia mencari ke segala arah. Nirmala menghampiri bartender dan menunjukkan foto Lea, apakah dia melihat gadis difoto itu.

Dari kejauhan dia sudah meminta teman-teman laki-lakinya untuk membuat dia minum malam ini. Membuatnya tidak sadarkan diri

avataravatar
Next chapter