20 Part 20

Sementara itu dengan perasaan yang membuncah Kris seakan tidak sabar lagi untuk tiba ditempat di mana sang pujaan hati sedang berada.

"Berapa lama lagi kita akan tiba di tempat wanitaku." Tanya Kris pada sang supir.

"Maaf tuan tapi masih lebih dari sejam lagi." Jawab sang supir .

"Argh… mengapa mobil ini terasa lambat?" Kesalnya kemudian menatap iringan mobil para pengawalnya yang berada di belakang mobil yang ia tumpangi.

Dian berjalan mondar mandir sebagai bentuk kegelisahannya sudah hampir sejam mereka menunggu mobil yang akan menjemput mereka namun hingga saat ini belum ada sedikitpun bayangan akan kedatangan mobil tersebut. Sementara itu berulang kali ia mencoba menghubungi ponsel sang putra namun yang ia dapati hanyalah pesan suara. "Awas saja anak itu kalau sampai sesuatu yang buruk terjadi pada kita maka akan aku pastikan dia mendapatkan cubitan dariku." Gerutunya.

"Bersabarlah sayang mungkin saat ini putra kita sudah berada di atas udara jadi ia tidak bisa mengaktifkan ponselnya." Ujar Sam menenangkan.

"Bagaimana mau sabar kalau sewaktu-waktu bahaya bisa saja mengancam kita dad?" Ucapnya frustasi.

"Ini juga orang kepercayaan Dani kok lama sekali bagaimana kalau mereka datang diwaktu yang sudah sangat terlambat." Erangnya putus asa.

"Huss sayang jangan bicara seperti itu, bagaimana kalau kita tunggu sebentar lagi mungkin saja kan mereka berangkat dari daerah yang agak jauh dari sini." Kata Sam menenangkan istrinya itu.

Hening itulah yang terjadi di rumah keluarga Kusuma saat ini tak ada seorang pun yang mengeluarkan suara. Suasana tegang menyelimuti mereka. Ketidak tahuan akan masalah yang sedang terjadi membuat suasana semakin diliputi perasaan cemas, gelisah dan rasa penasaran memenuhi hati mereka. Hingga deru suara mobil yang beriringan mengalihkan atensi mereka. Semua mata mengarah ke ke satu titik dengan perasaan cemas, takut , penasaran dan lainnya bercampur jadi satu hingga pintu diketuk dari arah luar. Dengan perasaan yang berkecamuk Irwan berjalan mendekati pintu meski sang istri Fujika sempat mencegah namun sebagai seorang kepala keluarga sudah sepantasnya ia berada di depan untuk melindungi orang-orang yang dikasihinya.

"Selamat malam apa benar ini kediaman keluarga Kusuma?" Sapa seorang pria berpakaian hitam begitu pintu dibuka.

"Iya benar aku Irwan putra pertamanya." Jawab Irwan.

" Syukurlah, maaf kami diperintahkan oleh tuan Daniel Kim untuk menjemput kalian semua ke tempat yang lebih aman apakah semuanya sudah siap?" Tanya pria tersebut dengan sopan namun tetap bersikap waspada.

"Iya, semuanya ada di dalam sebentar saya panggilkan." Jawab Irwan kemudian berlalu ke dalam rumah untuk memanggil yang lainnya.

"Mereka sudah tiba dan sebaiknya kita bergegas karena sepertinya saat ini kita sedang berpacu dengan wak..."

Ucapan Irwan terpotong karena Linda dan para wanita yang lain sudah lebih dulu berjalan ke luar menuju ke mobil.

"Sepertinya mereka benar-benar sudah ketakutan dan khawatir." Sam berucap sambil tersenyum dan menepuk bahu Irwan sebelum beranjak mengikuti para wanita yang sudah bejalan lebih dulu.

"Maafkan atas keterlambatan kami tuan!" Ucap pria bernama Kamura yang tadi berbicara bersama Irwan. Saat ini mereka sudah berada di jalan menuju ke tempat yang diperintahkan Dani.

"Ah tak apa kami yakin kalian punya alasan kuat sehingga kalian terlambat." Jawab Sam ayah Dani.

"Benar sekali tuan, kami harus bersikap hati-hati dan mengecoh beberapa orang yang sepertinya sedang mengikuti kami." Ucapnya penuh penyesalan.

"Mengikuti kalian?" Ulang Sam ayah Dani.

"Benar sekali tuan. Beruntung beberapa rekan kami berhasil menghambat mereka dan memberi kami waktu untuk menjemput tuan dan lainnya."

"Lalu bagaimana dengan rekan-rekan kalian yang tadi menghambat mereka?" Tanya Irwan penuh kekhawatiran.

"Tuan tenang saja mereka baik-baik saja hanya sedikit terluka." Jawab Kamura.

"Sebenarnya siapa mereka dan apa yang mereka inginkan?" Tanya Dian ibu Dani.

"Maaf kalau mengenai itu biar tuan Dani yang akan menjelaskannya nanti." Jawab Kamura sambil menatap jalan di depan mereka.

***

"Dasar brengsek siapa mereka apa yang mereka inginkan, bagaimana bisa mereka mengahadang kami di saat seperti ini." Umpatku saat beberapa mobil yang tampaknya dengan sengaja mengahadang mobil kami. "Kalau saja saat ini aku tidak sedang terburu-buru sudah pasti aku akan membuat mereka menyesal."

"Biarkan saja mereka Jhon jangan dilayani." Kataku pada Jhoni salah satu bodyguard kepercayaanku.

"Baik tuan, tapi sebelumnya maafkan saya entah mengapa saya merasa kalau ini sengaja dilakukan untuk menghambat kita." Ucap Jhoni penuh curiga.

"Akupun merasa seperti itu ayo cepat kita lanjutkan perjalanan ke rumah wanitaku. Aku ingin memberikan kejutan untuknya."

***

Iring-iringan mobil yang membawa Kris tiba di depan sebuah rumah sederhana yang terlihat sangat asri. Kesan dingin yang selama ini ada padanya seketika berubah. Begitu pintu dibuka Kris melangkahkan kakinya turun dari mobil namun sejenak ia mengernyitkan alisnya ia merasakan adanya keanehan namun demi sang pujaan segala rasa aneh itu coba ia tepis. Dengan dikawal Jhoni dan Mamoto Kris mendekati rumah tersebut membunyikan bel yang ada di depan pintu. Berkali-kali membunyikan bel namun tak mendapat membuat Kris mulai merasa cemas dan tidak sabar.

"Apa mungkin mereka sedang keluar rumah?" Kata Jhoni mencoba menenangkan Kris. Kris tak menjawab namun aura yang dikeluarkannya membuat para bawahannya bergidik.

Tak berapa lama seorang wanita yang tinggal tak jauh dari rumah itu menghampiri mereka. "Maaf apakah kalian juga ingin bertemu dengan anggota keluarga Kusuma?" Tanya wanita tersebut dengan ramah.

"Iya apa anda tahu mereka kemana?" Tanya Mamoto.

"Sebenarnya setengah jam yang lalu beberapa orang pria yang berseragam seperti kalian datang menjemput mereka sem.."

"Apa? Beberapa orang pria berseragam datang menjemput mereka?" Potong Kris dengan aura intimidasi yang membuat wanita tersebut takut.

"I…iya mereka juga membawa beberapa mobil mewah seperti kalian."

"Brengsek….apa anda tahu mereka dibawa kemana?" Geram Kris.

"Ssa..saya tidak tahu." Jawab wanita itu terbata. Tanpa mengucapkan terima kasih ataupun permisi Kris langsung melangkahkan kakinya kembali ke mobil. Aura membunuhnya sangat kental terasa. "Cepat cari dan temukan siapa yang telah berani membawa wanitaku. Aku tak mau tahu bagaimana pun caranya cepat temukan mereka dan bawa wanita ku kembali." Perintahnya pada seseorang berada di seberang telephone.

Sepanjang perjalanan kembali tak ada satu pun anak buah Kris yang berani mengeluarkan suara bahkan suara helaan nafas akan menjadi masalah saat ini. Aura gelap terpancar jelas dari wajahnya.

***

Dengan tatapan yang dingin dan penuh intimidasi Dani melangkahkan kakinya menuruni jet pribadi yang baru saja mengantarkannya ke negeri matahari terbit ini. Meski rasa gelisah dan khawatir menyelimuti hatinya namun sebisa mungkin ia tutupi dari para bawahannya. Sebuah limosin dan beberapa orang berseragam bodyguard sudah menunggunya. "Mereka baik-baik saja?" Tanya Dani pada seorang pria berseragam bodyguard yang saat ini menjemputnya.

"Iya tuan, meski kami sedikit terlambat menjemput mereka tapi semuanya baik-baik saja. Saat ini mereka sedang berada di tempat yang tuan perintahkan." Jawab bodyguard bernama Kenzy tersebut.

Setelah mendengar jawaban sang bodyguard Dani sedikit bernafas lega. Ia kembali melanjutkan langkahnya memasuki limosin yang menjemputnya.

"Kita langsung saja ke tempat mereka ." Perintahnya pada sang supir.

avataravatar
Next chapter