17 Part 17

Pintu dibuka Dani melangkah memasuki ruang makan itu dengan memeluk erat pinggang Dya. Semua pasang mata yang sedang berada di mansion itu menatap kearah mereka. Seorang wanita paruh baya yang terlihat anggun dan cantik menghampiri mereka dengan senyuman yang terlihat menawan. "Syukurlah kalian sudah tiba sayang, tadi mom sangat khawatir." Sapa wanita itu pada Dani dan Dya.

"Maaf kami terlambat mom, oh iya mom kenalkan ini Dya calon istri Dani." Dani memperkenalkan Dya.

"Selamat datang di keluarga Kim sayang." Sapa Dian Kumala mommy Dani sambil mencium pipi kiri dan kanan Dya. "Ayo sayang kita makan dulu, perkenalannya nanti saja setelah makan." Kumala berucap sambil menuntun Dya ke kursi makan tempat anggota keluarga Kim yang lain sedang menunggu.

Dengan canggung Dya duduk di kursi yang bersebelahan dengan Dani sekali-kali tatapannya tertuju pada seseorang yang sedang duduk di kepala meja. Ya… di sana seorang Samuel Kim sedang duduk dengan aura intimidasi yang sangat kuat. "Dad jangan membuat calon menantu kita kabur ketakutan karena aura intimidasimu itu! Ini di rumah bukan dikantor. " Kumala mengingatkan suaminya sambil menggelengkan kepalanya.

Mendengar ucapan sang istri Sam tersenyum "Maafkan dad sudah kebiasaan selalu seperti ini meski terkadang mom nya Dani suka ngamuk-ngamuk kalau kebiasaan di kantor terbawa sampai ke rumah." Kata Sam penuh penyesalan.

mo

Mendengar ucapan Sam daddy Dani, Dya tersenyum maklum. "Gak apa-apa kok om.."

"No, Dya call me dad not uncle or om just dad!" Ralat Sam daddy Dani.

"I...iya dad." Jawab Dya terbata dan disambut senyuman oleh Sam dan sang istri.

"Oh iya kakak ipar kenalkan aku Dinda adik dari kak Dani. Senang rasanya karena sekarang aku bisa ketemu langsung dengan kak Dya dan akhirnya aku tahu kenapa kak Dani seperti kehilangan arah saat kak Dya pergi." Ucap Dinda dan membuat Dya mengernyitkan alisnya tak mengerti.

Menyadari kebingungan Dya Sandra berusaha mengalihkan pikiran Dya dengan menyapa gadis itu, "Hai kak Dya lama tidak bertemu! Kenalkan aku Sandra adik sepupu sekaligus sekertaris kak Dani dan ini Jackob tunangan aku sekaligus juga asisten kak Dani. " Sandra memperkenalkan dirinya dan juga Jack.

Tak terasa makan malam keluarga Kim pun berakhir setelah sedikit bercengkrama dan bertukar cerita di ruang keluarga, Dani pun meminta ijin untuk kembali ke mansion pribadinya. "Mom maaf sepertinya aku dan Dya harus pulang sekarang." Pamit Dani.

"Lho memangnya kalian tidak menginap?" Tanya Dian pada putranya itu.

"Maaf mom malam ini tidak bisa soalnya ada sesuatu yang harus Dani kerjakan di mansion." Sesal Dani.

"Ya sudah kalau begitu kau saja yang kembali ke mansion Dya biar nginap di sini, lagi pula di sini kan ada Dinda dan Sandra jadi Dya gak akan kesepian."

"Benar tuh kata mom kak Dani saja yang pulang ke mansion biar kak Dya di sini sama kita." Sambung Dinda yang diangguki oleh yang lainnya.

"Gak pokoknya Dya harus ikut pulang karena aku tidak akan bisa tidur kalau Dya gak ada di sampingku." Ucap Dani spontan dan sontak membuat mata Sam membola.

"Ya ampun Dani jangan katakan kalau kau ingin tidur dalam satu kamar bersama Dya?" Tanya Dian tak percaya. Sementara Dani hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"M…..maaf mom, tapi mom dan dad tenang saja aku gak akan ngapa-ngapain kok palingan cuma tidur,. peluk dan cium doang." Jawab Dani Salah tingkah sementara Dya hanya bisa menunduk karena malu dan menahan emosi yang sudah ada di ubun-ubun.

"Pokoknya gak boleh mulai sekarang Dya akan tinggal di sini sama mom sementara kau Dani silahkan kembali ke mansionmu sendirian. Biar Dya tidur di kamarmu sampai kalian menikah."

"Mom…"

"Pokoknya gak boleh, kalau Dya mom bisa percaya tapi tidak denganmu Dani."

"Dad….."

"Jangan protes pada daddy Dani kau tahu sendiri kalau mommymu sudah bicara. Lagi pula yang di katakan mommymu itu memang benar kalian belum boleh serumah sampai kalian menikah."

"Pokoknya mommy putuskan besok mommy, daddy dan Dya harus segera berangkat ke Jepang untuk melamar Dya. Ini gak bisa dibiarkan terlalu berbahaya. Benar gak Dad?" Tanya Dian meminta persetujuan pada sang suami.

"Kalau daddy terserah mommy saja deh apapun yang mom bilang dad ikut aja." Jawab Sam sambil tersenyum melihat sikap antusias sang istri.

Mendengar keputusan orang tuanya Dani tersenyum meskipun ada rasa sedih karena harus berpisah dengan sang pujaan namun demi memiliki sang pujaan hati seutuhnya Dani rela berpisah untuk sementara. Namun berbeda dengan Dani yang tersenyum Dya malah melongo tak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. "Halo...yang mau menikah aku lho kenapa tidak ada seorang pun yang mananyakan pandapatku." Ingin sekali Dya meneriakkan kalimat itu namun yang terjadi ia hanya bisa membathin di dalam hatinya.

***

Setelah penerbangan panjang yang melelahkan akhirnya Dya bersama mommy dan daddy Dani tiba di Jepang dengan selamat. Dari bandara mereka masih harus menempuh perjalanan darat selama setengah jam untuk sampai di rumah yang menjadi tempat tinggal kakak dan juga ibu Dya. Saat tiba di kediaman keluarga Dya mereka di sambut oleh Irwan kakak Dya beserta istrinya dan juga Roselin Wijaya sang ibu sementara Linda adik Dya sedang tidak berada di rumah karena masih berada di kantor. Keluarga Dani sebenarnya ingin menginap di hotel namun karena desakan keluarga Dya jadilah mereka menginap di kediaman kakak Dya.

Setelah makan malam dan beramah tamah keluarga Dani akhirnya menyampaikan tujuan mereka untuk melamar Dya. Meski sedikit ragu namun karena ucapan orang tua Dani mampu meyakinkan mereka hingga akhirnya didapati keputusan pernikahan akan dilaksanakan setelah satu bulan di Indonesia.

Disaat Dani dan keluarganya sedang berbahagia menyambut pernikahan yang akan digelar satu bulan lagi di tempat yang berbeda seorang pemuda sedang menahan emosi dan geram akibat laporan yang baru saja diterimanya. "Brengsek jangan berpikir aku akan membiarkanmu merebutnya dariku. Dia adalah milikku tidak ada seorang pun yang boleh merebutnya dariku terutama dirimu pengecut!" Ucapnya dengan senyuman licik yang tercipta di bibirnya.

***

Mendengar kabar yang diberikan oleh orangtuanya membuat Dani merasakan kebahagiaan yang teramat sangat. Dunia serasa berada di dalam genggamannya senyum seakan tak dapat hilang dari bibirnya. Sebentar lagi wanita yang sangat ia cintai akan menjadi miliknya dan tak boleh ada seorangpun yang menghalanginya. "Mulai sekarang perketat penjagaan terhadap nona Dya, jangan biarkan orang tak dikenali mendekatinya. Ingat jaga dia dengan nyawa kalian." Perintahnya pada beberapa orang kepercayaannya yang kini berada di hadapannya.

"Siap boss." Jawab mereka serentak.

"Baiklah sekarang kalian boleh pergi jangan lupa lakukan tugas kalian dengan baik."

Setelah mendapat perintah dari Dani, beberapa orang kepercayaannya tadi pun meninggalkan ruangan Dani dan menyisakan Dani bersama Tyson orang kepercayaan Dani yang selama ini ditugaskan untuk mencari info mengenai keluarga Kusuma.

"Sejauh mana hasil pekerjaanmu saat ini Ty? Apakah ada hasil yang bisa kau laporkan?"

"Baik bos dan semuanya ada di dalam map ini." Jawabnya seraya menyerahkan sebuah amplop coklat ke hadapan Dani.

avataravatar
Next chapter