11 -Rumah Ini-

Yuu kembali berkeliling, tidak ada siapa siapa..."

Bulan semakin berwarna merah dan juga tubuhnya kiat berat digerakkan.

Srek

Tiba tiba kulit Yuu terjatuh. Yuu hanya menatapnya. Mulai.. kulit orang mati memang akan melemah.

Tetapi yang jadi pertanyaan nya selama ia disini, kulitnya sama seperti yang lain.

Dan juga kepala Yuu kadang kadang berdenyut dan dia kembali pada ruangan kaca itu.

Yuu sedikit melihat bayangan anak kecil. Yuu segera mengejar anak itu. Dia mungkin akan membantu dirinya memecahkan misteri keluarga nya.

Terus terus...."

srek

Yuu mendadak kehilangan jejak bayi itu dan dia dapat melihat tapak kaki darah yang sedang menuju sebuah ruangan.

Hati kecil Yuu menyuruhnya untuk mengikuti langkah itu.

Meskipun tangan dan perasaan Yuu sangat takut dan gemetar. Ia harus kuat demi menyelesaikan masalah ini.."

krek

Yuu menatap ruangan yang baru dibuka nya. Tampak sangat lama. Dan juga pintu itu begitu lapuk.

Prak

Tiba tiba suara itu memicu ketakutan Yuu. Ia memaksakan diri dan melihat sebuah liontin yang sangat tua.

Dia mengambil dan memutar mutarnya. Pikirannya berhenti ketika melihat sebuah foto terpampang jelas di balik liontin.

Foto itu adalah sebuah keluarga ada nenek dan kakek . Kakek itu mirip dengan kakek yang ada difoto.

Krek

Suara kursi rotan berbunyi perlahan seolah ada yang memainkan nya.

Seorang kakek itu duduk dan menikmati semburan angin disana.

Lalu kakek itu mulai bercerita.."

Badanku tidak bisa bergerak dan hanya bisa mendengarkan semua cerita nya.

"Dulu keluarga ini sangat bahagia, anak anakku tumbuh besar. Tetapi karena sesuatu hal yang terjadi membuat aku harus menjaga keluarga ini..."

Tiba tiba mata kakek mengarah tajam pada bawah kakiku. Aku menatapnya dan sempat hampir pingsan. Bayi itu dengan tenang berjalan melewatinya.

Dia menatapku tanpa mengatakan apapun dan segera menuju pangkuan kakek.

"Bayi ini yang telah membunuh kebahagiaan kami..gara gara dia , ..."

"Apa salah seorang bayi.???"

- begitu pikirku , aneh saja masa bayi akan bisa memegang pisau lalu mengerti..."

"Bisa..."

suara itu mencekam dan membuat Yuu kembali menahan nafas.

Kakek hanya mengelus ngelus kepala bayi itu dengan penuh kebencian.

"Dia yang harus membayarnya, kehidupan masa lalunya yang berbuat seperti ini...."

Setelah suara itu kakek dan bayi itu serentak melihatku dan menghilang.

Tergantikan oleh sebuah surat dan liontin.

Yuu mengerakkan badan nya yang sudah normal segera mengambil dan membaca surat itu.

avataravatar
Next chapter