3 -Darah Menghitam-

Yuu menemukan sebuah silet di rumahnya. Kebetulan ibu tidak ada di dapur dan aku dengan leluasa masuk dan mencari benda tajam.

Yuu sangat tidak sabar untuk melihat kenapa ia tidak bisa melihat darahnya..?

Hari sudah sore, sudah hampir waktu jam makan malam. Dan yuu ia hanya berkeringat dan menatap tetesan darah yang berwarna merah darah.

Biasa!!,. kenapa mereka menyembunyikan hal sebiasa ini!!

Darah itu mengucur tanpa henti dan perlahan memburam. Darah itu perlahan menghitam kotor. Hinga darah itu kini terasa sudah sangat banyak membasahi karpet dan yuu hanya menatap bagian bawah lantai.

"Tidak ada apa--"

Rasanya energi ku habis dan mulai mengelap.

aku membuka mata ketika mendengar suatu suara pembicaraan.

Segera ku rapatkan telingaku ini hal langka untuk mengetahui siapa dirinya!

Yah itu adalah suara lelaki , ayah!! dan dia sedang berbicara pada Yan.

"Yan, sudah ayah katakan awasi kakakmu..!!!"-ayah terlihat marah.

Yan tampak ketakutan dan sesekali menangis.

"maaf yan, tidak tau dia akan senekat itu"

"bodoh, kau mau menghancurkan keluarga ini!!"

Aku merapatkan telingaku lagi, menghancurkan.... "aku...?

"maaf yan pasti akan mengawasinya lebih ketat lagi!!"

"Satu hal lagi yan, darah itu tidak boleh dia ketahui"-seru ayah serius.

"Kau tau darah itu--"

ah suara ayah perlahan menghilang. Aku tidak bisa mendengar mereka. Aku tidak tau apa yang dibicarakan mereka..

Aneh, ada apa dengan darahku, darah ku merah seperti biasa...merah..."

Aku menutup mulut mengingat hal itu. Darah nya yang perlahan menghitam dan berbau busuk. Apa aku mayat??

Rasanya ada yang menutup mataku, ada yang menutup telingaku dan semuanya.

"Yuu , kau adalah bunga keluarga ini"

-suara itu terdengar seperti tua. Apa itu kakek...??.

Kau tidak pernah berbicara , dan kau ada disini.....aneh"...

Aku hanya mendengar suaranya. Tidak ada kakek disini...bunga?

Apa aku bunga , kenapa....?"

Kenapa hanya aku yang terjerat disini, sebagai bunga aku hanyalah manusia biasa...eh apa aku manusia...?

Bunga dan darah semua misteri ini membuat tubuhku lemas dan pikiranku sakit..."

avataravatar
Next chapter